Setiap perusahaan, besar atau kecil, punya aset yang menjadi fondasi operasionalnya. Aset-aset ini, merasa dari gedung perkantoran sampai reputasi merek, merupakan sumber kekuatan miliki nilai yang dikehendaki sanggup memberi tambahan keuntungan jangka panjang. Namun, mengelola aset bukanlah perkara mudah.
Tantangan layaknya perubahan teknologi, fluktuasi ekonomi, dan kompetisi bisnis yang makin lama ketat, membuat perusahaan harus berpikir lebih strategis dalam mengoptimalkan asetnya. Untuk itu, pemahaman mendalam berkenaan rancangan aset, jenis-jenisnya, serta cara mengelola secara efisien sangatlah krusial.
Pemahaman yang komprehensif berkenaan jenis-jenis aset, karakteristiknya, serta metode evaluasi yang tepat adalah kunci dalam pengambilan keputusan strategis. Dalam konteks manajemen aset, artikel ini dapat mengelaborasi secara mendalam berkenaan rancangan aset, klasifikasi, dan praktek paling baik dalam optimalisasi aset untuk menambah kinerja perusahaan.
Apa Itu Aset Perusahaan?
Aset adalah rancangan dalam akuntansi berwujud uang atau bentuk benda lain yang menjadi kekayaan sebuah perusahaan.
Aset adalah sumber kekuatan yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari perihal pada era lalu yang datangnya untuk memberi tambahan faedah ekonomi di era depan yang dikehendaki punya faedah bagi perusahaan tersebut.[1]
Untuk mengerti karakteristik aset dan membedakannya dengan instrumen lainnya di dalam perusahaan, simak ciri-ciri aset selanjutnya ini.
Aset punya nilai ekonomi yang sanggup berkembang seiring waktu. Nilai yang diperoleh aset sanggup disita di era depan dengan cara menjual atau menyewakannya.
Aset diperoleh dari hasil transaksi.
Perusahaan atau individu adalah pihak yang menguasai aset. Oleh karenanya, pemilik aset sanggup mengendalikannya.
Dengan mengacu terhadap klasifikasi di atas, aset perusahaan terbagi atas enam jenis. Dalam mengelolanya, aset-aset perusahaan dapat disusun ulang atas keenam tipe ini.
Adapun jenis-jenis aset perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Aset Lancar
Aset lancar merupakan barang-barang yang dapat digunakan dan diubah menjadi cash dengan cepat. Adapun aset ini berjangka pendek, yaitu maksimal satu tahun saja.
Contoh aset perusahaan ini adalah kas, piutang, ongkos dibayar di muka, surat berharga, perlengkapan kantor, serta persediaan aplikasi asset management
2. Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar merupakan barang-barang yang tidak cepat dan ringan diubah menjadi cash. Walaupun demikian, tipe aset ini tetap dapat mengimbuhkan nilai ekonomi di era mendatang.
Adapun misal aset perusahaan tipe ini adalah mesin produksi, pabrik, dan kendaraan kantor.
3. Aset Berwujud
Aset berwujud merupakan properti yang dapat disentuh dengan tangan atau tersedia secara fisik.
Sebagai catatan, semua aset berwujud dapat digunakan didalam jangka saat yang lama. Namun, tipe aset ini tidak dapat digunakan untuk investasi ataupun jual-beli.
Adapun misal aset perusahaan ini adalah uang tunai, bangunan, tanah, perlengkapan kantor, serta berbagai inventaris.
4. Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud merupakan properti yang tidak berwujud fisik. Adapun aset ini tidak berkontribusi didalam keperluan sehari-hari suatu perusahaan.
Namun, tipe aset ini menolong tingkatkan nilai suatu perusahaan didalam jangka saat yang panjang.
Contoh aset perusahaan ini adalah kekayaan intelektual, ongkos dibayar di muka, investasi jangka panjang, serta merek dagang.
5. Aset Operasional
Aset operasional merupakan barang-barang yang berperan penting didalam aktivitas bisnis sehari-hari terhadap suatu perusahaan.
Adapun misal aset perusahaan ini adalah kas, piutang, peralatan penunjang, pabrik, real estate, serta mesin-mesin atau teknologi tertentu.
6. Aset Non-Operasional
Aset non-operasional merupakan properti yang tidak digunakan setiap harinya. Namun, aset ini tetap dapat membuahkan pendapatan.
Contoh aset perusahaan ini adalah surat berharga, lahan kosong, investasi jangka pendek, deposito, serta piutang pinjaman.